|

Jamas Pacul ; Cara Petani Menjaga Alam Dan Budaya

Jamas Pacul ; Cara Petani Menjaga Alam Dan Budaya, untuk menumbuhkan rasa syukur. Jamas pacul merupakan sebuah tradisi unik dan langka yang ada di Desa Wisata Banjaroya. Tradisi yang penuh makna ini bertujuan untuk memupuk rasa syukur dan mengobarkan semangat para petani dalam mengelola lahan pertanian.

Desa Wisata Banjaroya bekerja sama dengan Kelompok Tani Sedyo Makmur Rintisan Desa Budaya di Kalurahan Banjaroyo, Kapanewon Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, kembali menggelar tradisi Jamas Pacul, pada Minggu 30 Juli 2023, bertepatan dengan di Blok C1 Kalurahan Banjaroyo.

Mengawali Upacara Adat Jamas Pacul, para petani melakukan kirab dengan membawa berbagai hasil bumi. Kemudian perwakilan kelompok tani menyerahkan hasil pertanian kepada Lurah Banjaroya (asok bulu bekti) sebagai simbol terimakasih karena telah mengijinkan para petani untuk menggarap lahan kas desa.

Selanjutnya dengan dipimpin oleh rois setempat, dilakukan upacara jamas pacul. Membersihkan cangkul dan alat pertanian yang lain. Makna dari hal tersebut adalah untuk merawat alat pertanian agar bisa melancarkan pekerjaan dan memberikan hasil yang maksimal serta halal. Selain oleh rois, Lurah sebagai simbol pimpinan juga berkenan untuk melalukan jamas pacul.

Setelah ritual jamas pacul, kemudian para petani melaksanakan doa bersama serta mendengarkan tausyiah dari Kyai Subadri. Dalam tausyiahnya, kyai subadri mengatakan bahwa pacul mengandukng “makna papat ojo nganti ucul” (empat hal tidak boleh lepas). Beliau mengibaratkan dengan lagu “gundul-gundul pacul”.

Baca Juga : Menjadi Pribadi Yang Sukses Ala Desa Wisata Banjaroya

Bertani Adalah Seni Merawat Alam

Supadi, Ketua kelompok tani Sedyo Makmur mengatakan, bertani adalah seni merawat alam, untuk mendapatkan manfaatnya tanpa merusak. Untuk itu mereka selalu berusaha untuk menjaga rasa syukur, agar tidak menjadi serakah dan semena-mena terhadap alam. Salah satunya adalah dengan mereka masih menjaga tradisi dan bahkan sampai saat ini masih melakukan grumpungan. Grumpungan adalah tradisi mengolah lahan secara Bersama dan bergiliran. Sebagai anak muda, kami hanya berusaha untuk menjaga rasa bangga, kesederhanaan dan syukur para petani dengan harapan dapat mewarisi hal-hal positif tersebut. Banyak orang memandang pekerjaan petani seperti tidak berharga. Namun jika kita menyadari, banyak petani yang terlihat lebih bahagia, berkecukupan dan hidup dengan penuh rasa syukur. Intinya, apapun profesi kita, jika kita menikmatinya maka kita akan bisa Bahagia, pungkas Supadi.

Dalam kesempatan tersebut, turut hadir Perwakilan Dinas Pertanian Kabupaten Kulon Progo, Lurah Banjaroyo, Dukuh Plengan serta tokoh masyarakat Padukuhan Plengan dan Kempong. Tamu undangan mengapresiasi kegiatan Jamas Pacul ; Cara Petani Menjaga Alam Dan Budaya ini.

Baca Juga : Rekomendasi Tempat Piknik Saat Sedang Merasa Terpuruk

Similar Posts

One Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *