|

Bupati Kulon Progo Mengunjungi Gubuk Tani Desa Wisata Banjaroya

Lahir dari semangat untuk mengoptimalkan sekaligus menjaga keberlanjutan sumber daya yang ada, Desa Wisata Banjaroya selalu berkomitmen untuk memperkuat ekosistem kepariwisataan di desa melalui sinergitas lintas sektor sesuai dengan visi desa wisata Banjaroya, yaitu “Membangun dan Merawat Banjaroya Melalui Pariwisata Berbasis Masyarakat“. Salah satunya adalah dengan penguatan dan pengembangan pertanian yang merupakan budaya sekaligus juga mata pencaharian sebagain besar masyarakat Kalurahan Banjaroyo. Sebuah upaya yang telah dilakukan sejak awal kelahiran Desa Wisata Banjaroya.

Sebagai salah satu desa wisata Jogja yang paling dekat dengan kawasan Borobudur, desa wisata Banjaroya selalu berinovasi untuk memperluas pasar dan juga manfaatnya bagi masyarakat. Pada akhir tahun 2021, Desa Wisata Banjaroya kembali mencoba menginisiasi pengembangan pertanian melalui kerjasama dengan kelompok tani Sedyo Makmur. Bentuk kerjasama ini diawali dengan pengembangan “Gubuk Tani” di Kawasan Blok C1 yang merupakan kawasan penyangga Agro Durian Tonogoro. Gubuk Tani merupakan sebuah istilah sebagai wadah untuk kegiatan bersama antara petani dan penggiat desa wisata. Penggunaan nama gubuk tani mengandung makna kesederhanaan. Gubuk adalah bangunan yang sederhana namun sangat bermanfaat bagi petani, baik untuk berteduh dari panas dan hujan, untuk menyimpan berbagai alat dan bahan pertanian, ataupun untuk sekedar bercengkrama di sela-sela mereka bekerja. Acapkali dari bangunan sederhana ini muncul ide-ide istimewa untuk kekompakan dan kemajuan bersama. Dari sisi pariwisata, gubuk juga bisa menjadi daya tarik jika dikembangkan dengan berbagai atraksi yang sesuai.

Peserta Famtrip Lingkar Menoreh berfoto bersama Sugito, Sang Pelestari Durian Menoreh di Kawasan Gubuk Tani Desa Wisata Banjaroya.

Pengembangan gubuk tani bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah pertanian melalui kegiatan kepariwisataan. Nantinya kawasan ini akan dikembangkan sebagai kawasan eduagrowisata. Dipilihnya eduagrowisata karena selain bisa untuk sarana belajar bersama tentang pertanian, eduagrowisata juga potensial untuk dikembangkan sebagai paket wisata. Kegiatan merdeka belajar merupakan salah satu peluang yang bisa ditangkap. Lebih dari itu, gubuk tani diharapkan akan mampu memberikan semangat kepada generasi muda untuk lebih menghargai profesi petani dan tertarik untuk menjadi petani yang handal. Ini adalah cara kami memuliakan petani.

Baca juga : Upaya Mengangkat Komoditas Buah Lokal Melalui Even Heboh Buah Kulon Progo

Pada hari Selasa, 22 Februari 2022, Bupati Kulon Progo bersama Kepala Dinas Pertanian DI. Yogyakarta, Kepala Dinas Pertanian Kulon Progo dan Paniradyo Kaistimewaan DI. Yogyakarta berkenan untuk mengunjungi dan melihat pengembangan Gubuk Tani. Dalam arahanya, Bupati Kulon Progo mengatakan bahwa pariwisata dan pertanain merupakan sektor yang strategis. Untuk itu perlu dibangun sinergi yang baik agar pengembangan keduanya dapat saling mengisi dan melengkapi, bukan melemahkan salah satunya. Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pertanian DIY menyampaikan bahwa adanya Agrowisata Tonogoro harus diperluas manfaatnya melalui berbagai kegiatan, agar lebih banyak masyarakat yang bisa berperan dan mendapat manfaat. Lurah Banjaroyo yang turut hadir dalam kesempatan itu menyampaikan dukungannya dan berharap adanya pengembangan Gubuk Tani ini akan membawa dampak positif bagi pengembangan pertanian dan pariwisata yang kolaboratif. Ia mengatakan bahwa pemerintah kalurahan akan selalu mendukung sesuai dengan komitmen untuk membangun Banjaroya melalui kepariwisataan.

Pada kesempatan itu, ketua kelompok tani Sedyo Makmur, Supadi, menyampaikan bahwa selain keinginan untuk meningkatkan hasil pertanian, Gubuk Tani juga dimaksudkan untuk nguri-uri (menjaga) budaya pertanian dan apa yang ada di kawasan tersebut. Senada dengan itu, Arif Muhaimin sebagai salah satu pengurus desa wisata Banjaroya menyampaikan bahwa pengembangan pariwisata di Gubuk Tani akan lebih mengedepankan penguatan sumber daya manusia sebagai pendukung atraksi wisata. Salah satunya yang sudah dilakukan adalah paket edukasi pertanian durian. Kami percaya bahwa modal utama pengembangan desa wisata adalah kekompakan dan sinergitas. Semakin banyak yang berperan, maka akan semakin banyak pula manfaat yang bisa dibagi sekaligus akan membuat arah pengembangan menjadi lebih seimbang, pungkas Arif.

Wisatawan sedang belajar tehnik sambung pucuk Durian Menoreh di Gubuk Tani, Desa Wisata Banjaroya.

Semoga Gubuk Tani bisa menjadi sarana untuk lebih memperkuat sinergitas lintas sektoral dalam pengembangan Desa Wisata Banjaroya.

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *