|

Mulya Ora Ngaya ; Memahami Filosofi Dan Makna Tagline Banjaroyo

Mulya Ora Ngaya ; Memahami Filosofi dan Makna Tagline Banjaroyo

Bahasa Jawa merupakan salah satu bahasa yang unik dan diakui dunia. Bahkan google saja sudah cukup lama memasukkan bahasa jawa dalam aplikasi mereka. Salah satu keunikanya adalah kalimat berbahasa jawa bisa saja mempunya makna yang berbeda saat mengartikanyan kata per kata dengan satu kalimat utuh. Bahkan dalam konteks yang berbeda, kata yang sama bisa saja artinya beda. Maka bahasa jawa mengajarkan kepada kita untuk lebih cermat dan memahami konteks. Contoh : “Sugih tanpa bandha”. Jika kita memahami secara kata per kata, maka kita bisa bilang, “Lah gimana konsepnya?. Sugih artinya kaya, sedang kaya asumsinya banyak harta.

Untuk mengetahui maksud yang terkandung, maka kita harus memahami konteksnya dengan penuh perasaan. Sugih tanpa banda adalah falsafah dari RM. Sosrokartono, yang merupakan kakak dari RA Kartini. Untuk mengetahui maksud sebenarnya, silakan kawan dewa bisa googling sendiri. Perhatikan kapan ungkapan itu muncul, dan dalam konteks apa, maka kita akan tahu arti yang mendalam dan penuh pitutur luhur dari kata-kata itu.

Banjaroyo ; Mulya Ora Ngaya

Ungkapan ini lahir dari perbincangan serius tentang masa depan Banjaroyo antara beberapa penggiat desa wisata, Lurah, Kadispar, dan tokoh Banjaroyo. Ungkapan bahasa Jawa “Mulya Ora Ngaya” adalah ungkapan yang memiliki makna mendalam dan kaya akan filosofi budaya Jawa. Secara singkat kita bisa memaknai kata-kata ini sebagai “mulia tapi tidak ambisius” atau “berharga tapi tidak angkuh”. Mari kita eksplorasi lebih dalam tentang arti dan makna dari ungkapan ini.

1. Mulya (Mulia)

Kata “mulya” merujuk pada nilai atau kualitas yang tinggi, baik, dan terhormat. Dalam konteks ini, “mulya” mengacu pada sifat-sifat atau tindakan yang dianggap baik, bermoral, dan sesuai dengan nilai-nilai etika dan kebijaksanaan.

2. Ora (Tidak)

Kata “ora” adalah bentuk singkat dari “ora-ora” yang artinya “tidak” dalam bahasa Jawa. Ungkapan “ora” digunakan untuk menegaskan negasi atau ketiadaan suatu hal.

3. Ngaya (Ambisi berlebih)

Kata “ngaya” mengacu pada kerja yang terlalu keras sehingga membuat ambisi yang berlebihan. Ambisi yang berlebih dapat menimbulkan sikap atau perilaku yang angkuh, congkak, atau sombong. Orang yang “ngaya” cenderung menghalalkan segala cara. suka membanggakan diri sendiri, tidak menghargai orang lain, atau merasa lebih baik dari orang lain. Kata “ngaya” cenderung berlebih dan konotasi negatif. Sedang kata sejenis yang konotasinya positif adalah temen, Maka ada kata-kata ; “Rasah ngaya, lakoni wae sing temen, ben uripmu tentrem”.

Makna dari Ungkapan “Mulya Ora Ngaya”

Ungkapan “Mulya Ora Ngaya” merangkum filosofi yang mengajarkan pentingnya memiliki nilai-nilai mulia dan bermartabat tanpa menyombongkan diri atau merasa lebih tinggi dari orang lain. Hal ini mencerminkan etika, kerendahan hati, serta bijaksana dalam bersikap dan bertindak. Hidup bersama, berdampingan, saling membantu dan bekerjasama akan lebih membahagiakan daripada saling mencela. Pekerjaan bisa ditiru, namun hasil siapa yang tahu (Hanya Tuhan). Contoh : Sama-sama berdagang di pasar dengan jualan yang sama, hasilnya pasti berbeda. Dengan saling bekerjasama, saling memasarkan, saling memuji, tentu akan membuat pasar semakin ramai dan hasilnya akan meningkat. Meskipun tidak sama, tapi semua sejahtera. Jika sesama pedagang tidak akur, atau bahkan saling mengganggu, maka pembeli akan malas ke pasar karen merasa tidak nyaman atau bahkan tidak aman.

Makna dari Mulya Ora Ngaya :

  1. Menghargai Kualitas Mulia: Pesan dari kata “mulya” adalah tentang pentingnya memiliki dan mempraktikkan nilai-nilai yang baik, seperti kejujuran, integritas, kasih sayang, dan ketulusan dalam segala aspek kehidupan, untuk mencapai kesuksesan dan kebahagiaan.
  2. Menghindari Sikap Sombong: Pesan dari kata “ora ngaya” adalah mengingatkan bahwa, walaupun memiliki kualitas yang baik, penting untuk tetap rendah hati dan tidak sombong. Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang/ makhluk lain dalam kehidupanya.

Aplikasi dalam Kehidupan Sehari-hari

Filosofi “Mulya Ora Ngaya” dapat diaplikasikan dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari:

  1. Dalam Bekerja: Mengutamakan kualitas kerja yang baik dan menghargai kerjasama tanpa mendominasi atau memandang rendah rekan kerja.
  2. Dalam Berinteraksi dengan Orang Lain: Bersikap sopan, ramah, berprasangka baik, dan menghormati orang lain tanpa memandang status atau latar belakang.
  3. Dalam Bermasyarakat dan Berorganisasi: Saling menghargai, mengapresiasi, dan menciptakan kolaborasi.
  4. Dalam Pengambilan Keputusan: Mengambil keputusan yang benar dan etis tanpa terpengaruh oleh kepentingan pribadi atau kesombongan.

Kesimpulan

“Mulya Ora Ngaya” adalah ungkapan yang mengajarkan pentingnya memiliki nilai-nilai mulia tanpa menyombongkan diri. Filosofi ini mencerminkan kearifan budaya Jawa yang menekankan nilai-nilai etika, kerendahan hati, dan menghargai orang lain. Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat mengambil inspirasi dari ungkapan ini untuk menjadi individu yang berharga namun tetap rendah hati dan menghormati orang lain. Dengan itu kita bisa melihat segala sesuatu dengan jernih (positif thinking), sehingga bisa mengambil langkah yang bijak.

“Banjaroya Mulya Ora Ngaya” adalah ungkapan atau cita-cita untuk menjadikan Banjaroya memiliki nilai atau kualitas yang tinggi, dan mempunyai brand image yang baik, sehingga mampu mensejahterakan masyarakat. Kuncinya adalah dengan saling menghormati, bekerja sama, tidak saling mencela dan mendukung satu sama lain, baik secara individu maupun antar kelompok/ organisasi, sehingga semua terasa ringan. Segala ketidaksepahaman disampaikan dengan cara-cara yang bijak, agar tidak menyakiti namun menjadi motivasi.

Intinya “Banjaroyo Mulya Ora Ngaya” mengajak kita bangkit bersama menciptakan komunikasi, sinergi, dan kolaborasi yang harmonis, tanpa saling menyalahkan. Sehingga Banjaroyo akan terasan adem dan semua bisa merasa nyaman (tidak ngoyo) dalam menciptakan kesejahteraan bersama dengan berkarya sesuai bidangnya.

Semoga Alloh, Tuhan Yang Maha Esa selalu membersamai dan memberikan keberkahan dalam langkah kita. Aamiin

Artikel Terkait :

Cara menjadi pribadi yang sukses ala Banjaroyo

Banjaroya Abirama, Cara Seniman Desa Membangun Kolaborasi

Kolaborasi Istimewa Dalam Heboh Buah 2023

Similar Posts

4 Comments

  1. Keren ,
    Selama ini mungkin banyak yang mengartikan mendapat memulyaan hjdup tetapi tidak kerja
    Ternyata filosofinya luar biasa,mantaappp👍👍

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *