Live in Banjaroya, Berwisata Sambil Menempa Mental

Berwisata tak hanya tentang menikmati keindahan pemandangan alam. Berkunjung ke pelosok daerah pedesaan juga bisa menjadi salah satu alternatif lain untuk berwisata. Selain bisa sebagai refreshing juga tentunya akan menambah pengalaman dan memperkaya wawasan dan mental kita. Seperti kata-kata bijak bahwa perjalanan itu bukan hanya tentang kemana tujuan kita tetapi juga dengan siapa kita berjalan.

Tujuan orang berwisata adalah mencari kegembiraan dan  kebahagiaan. Nah, tentang kebahagiaan berwisata pun tidak hanya ditemukan dari tempat-tempat yang indah ataupun yang lagi ngehits, tapi juga dengan siapa kamu menjalaninya dan seberapa besar pengalaman yang kamu dapatkan. Bahkan beberapa orang berharap mendapatkan makna lebih dari kegiatan wisatanya. Bagi mereka berwisata akan lebih bermakna ketika mereka mendapatkan banyak pengalaman baru, kawan baru, ataupun nilai-nilai tertentu yang bisa mempengaruhi jiwanya untuk hidup lebih baik.  Salah satunya adalah dengan live in atau hidup bersama warga desa.

Live in adalah menginap di rumah warga dan mengikuti beberapa kegiatan mereka mulai dari kativitas keseharian di dalam rumah, memelihara ternak, pergi ke ladang sampai dengan kegiatan mereka dalam dalam bermasyarakat seperti berkesenian, bergotong royong, ataupun sekedar berinteraksi dengan tetangga.

Wisatawan sedang belajar tentang pertanian kakao di Desa Wisata Banjaroya

“Live in menawarkan pengalam lebih dalam berwisata. Tidak hanya sebatas memanjakan mata tetapi jiwamupun akan dimanjakan dengan berbagai pengalaman lebih.  Perbedaan adat istiadat, budaya, dan karakteristik masyarakat setempat akan memberimu kesan berbeda dari sekedar wisata biasa”

Seperti kita tahu, kultur masyarakat kita cenderung terbuka terhadap pendatang dan sangat memuliakan tamu. Hal inilah yang memberikan nilai lebih untukmu. Warga desa pada umumnya akan sangat peduli kepadamu. Mereka akan menyapamu dengan ramah atau bahkan mempersilahkan kamu untuk mampir di rumanya saat kamu sedang berjalan-jalan di lingkungan desa. Bayangkan ketika kamu berjalan-jalan di ladang atau sawah dan mendapati warga sedang beristirahat sambil menikmati bekal makanan yang mereka bawa dari rumah, lalu ketika kamu lewat, mereka mengajakmu makan bersama di ladang sambil bercerita tentang sejarah desa ataupun berbagai legenda yang ada di masyarakat, hmm..ngeri-ngeri sedaaapp.

Wisatawan sedang berfoto di kandang kambing Desa Wisata Banjaroya

Banyak orang beranggapan bahwa live in hanya bisa dilakukan jika berwisata dengan rombongan dalam jumlah besar. Pendapat ini tidak sepenuhnya salah, tetapi juga tidak benar. Live in sebenarnya bisa dilakukan oleh siapa saja bahkan bisa juga dilakukan sendirian, tergantung seberapa besar hal-hal yang ingin didapatkan.

Live in dalam jumlah besar biasanya dilakukan oleh pelajar/ mahasiswa ataupun organisasi dengan tujuan dan tema tertentu, seperti memberikan motivasi kepada peserta untuk lebih cinta tanah air, peka sosial, bersyukur, mandiri, kompak, semangat kerja keras, kesederhanaan dan lain-lain. Model live in seperti ini atau yang sering di sebut dengan live in program ini biasanya telah dipersiapkan kegiatan yang sesuai dengan tema yang dipilih.

Jika kamu travelling sendirian ataupun dengan rombongan kecil, kamu bisa memilih alternatif live in mandiri. Misalnya jika kamu akan ke Candi Brorobudur, kamu bisa menginap di homestay atau rumah warga Desa Wisata Banjaroya. Selain harganya lebih murah daripada menginap di hotel, kamu juga akan mendapatkan banyak pengalaman seru mulai dari cara memasak, mencicipi berbagai kuliner lokal ataupun berbaur dalam kegiatan masyarakat. Kamu juga akan mengerti bagaimana mereka bekerja di ladang ataupun mengambil nira dan mengolahnya menjadi gula jawa pada setiap pagi dan sore hari, demi untuk bertahan hidup. Kamu tak hanya mendapat ilmu dari cerita, buku atau internet saja, melainkan turut andil membantu dan mengalami. Bukankah itu jadi pengalaman berharga yang terkenang seumur hidupmu nanti?

Wisatawan sedang menikmati paket dolan pasar di Desa Wisata Banjaroya

Masih belum puas? Perhatikan apa yang dilakukan warga tempatmu menginap. Menyapu halaman, memberi makan ternak ataupun sekedar membersihkan rumput di sekitar rumah, ataupun ikut mereka pergi ke pasar. Lakukanlah hal yang sama setiap pagi seperti mereka. Selain sensasi, kamu akan mendapatkan bonus pujian dari tuan rumah dan sapaan ramah dari tetangga yang melihat.

Wisatawan sedang belajar menyalakan tungku di Desa Wisata Banjaroya

“ISI MATA DENGAN DENGAN KEINGIN TAHUAN, HIDUP SEOLAH-OLAH KALIAN AKAN MATI DALAM SEPULUH DETIK. LIHATLAH DUNIA. INI LEBIH FANTASTIS DARIPADA MIMPI YANG DIBUAT ATAU DIBAYAR DI PABRIK-PABRIK “. (RAY BRADBURY)

Yakinlah bahwa menginap di rumah warga jauh lebih mengasyikan daripada di hotel. Berbagai keterbatasan merupakan kesayikan tersendiri jika kamu bisa menikmatinya. Masakan dengan bumbu dan cara pengolahan tradisional, ketulusan dalam melayanimu dan keramahan yang tidak dibuat-buat merupakan adalah kenikmatan yang luar biasa.  Kamu akan lebih beruntung jika kamu tak segan-segan berinteraksi dengan warga dan mencari berbagai informasi. Siapa tahu kamu mendapat informasi tentang hal-hal yang kamu sukai semacam oleh2 ataupun souvenir. Maka kamu kan sangat beruntung bisa mendapatkanya langsung dari si pembuat dengan harga yang bersahabat tidak seperti di toko souvenir yang tentunya sudah dilabeli harga yang selangit.

Satu pesan saya, cobalah cobalah sekali-kali untuk live in dan kamu akan mendapatkan banyak hal.  Selamat mencoba!

Artikel Terkait : Kelebihan Homestay Desa Wisata Dibanding Jenis Penginapan Lain

Similar Posts

5 Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *